Jaksa penuntut umum pengadilan dari Spanyol pada hari Rabu tanggal 23 November 2016, memberikan tuntutan hukuman selama dua tahun penjara kepada salah satu pemain bintang milik Barca, Neymar da Silva Jr terkait dugaan yang terdapat kecurangan di dalam proses bergabungnya ia dengan kubu FC Barcelona yang terjadi di antara tahun 2011 dan 2013 yang lalu.

Pengadilan tinggi dari negri spanyol sendiri pada saat ini tengah mendengar pendapat yang pasti terkait akan persoalan ini, termasuk juga tuduhan yang di tujukan kepada ayar dari sang pemain sepak bola itu sendiri, dan juga mantan presiden dari kubu Azulgrana Sandro Rosell, dan juga Santos FC yang merupakan tim yang sempat di perkuat oleh Neymar.

Selain itu Jaksa juga memberikan tuntutan kepada ROssel dengan hukuman penjara selama lima tahun dan juga di denda 8,4 juta euro (setara dengan 121 miliar rupiah) untuk kubu FC Barcelona.

Pihak pengadilan tinggi dari Spanyol sendiri merasa sangat yakin sekali bahwa Rossel dan juga Barca telah melakukan penipuan kepada DIS, yang merupakan sebuah perusahan investasi yang memiliki hak sebesar 40 persen dari pemain pada saat masa transfer berlangsung.

DIS menyatakan bahwa mereka sama sekali tidak mendapatkan uang sepeserpun dari hasil transfer pemain berkebangsaan asal Brasil tersebut yang di datangkan dari Santos menuju ke Camp Nou pada jendela bursa transfer musim panas tahun 2013 yang lalu.

Pada bulan September 2016 yang lalu, Makhamah Agung Negara Spanyol memberikan perintah kepada hakim ketua yang bernama Jose de La Mata untuk dapat membuka kembali kasus dugaan akan kecurangan akan masalah transfer dari Neymar.

Di ketahui bahwa De la Mata sendiri sempat memutuskan untuk menunda kasus tersebut pada bulan Juli 2016, hal ini di sebabkan tidak terdapat cukup bukti untuk dapat bisa melanjutkan investigasi tersebut.

Namun, bagi kubu Makhamah Agung mereka beranggapan bahwa pernjanjian yang menyatakan bahwa kubu Barca bersedia untuk dapat membayar uang sebesar 40 juta euro terkait akan masalah transfer Neymar tersebut telah menjadi sebuah pelanggaran terkait akan aturan yang telah di tetapkan oleh FIFA. (FD)